Pertanyaan-Pertanyaan
Tentang Difusi, Osmosis, dan Tonisitas
1.
Zat-zat apakah yang mempunyai
kecenderungan untuk berdifusi ?
Difusi
terjadi pada semua jenis zat, termasuk gas-gas, ion-ion dan air. Masuknya air dari
luar ke jaringan akar juga merupakan peristiwa difusi. Air bergerak dari daerah
yang airnya lebih banyak ke daerah yang airnya lebih sedikit. Gas mampu
berdifusi dengan sangat baik di udara. Gas-gas : Uap H2O, O2, CO2, H2S, N2, dst
mampu keluar masuk dari dan ke dalam sel akar dan daun tumbuhan. Kondisi
lingkungan dan medium yang tepat membuat zat-zat berdifusi dengan baik.
2.
Faktor-faktor lingkungan apa saja yang
mempengaruhi laju difusi dalam sel tanaman ?
Terdapat
dua (2) faktor penting yang menetukan transpor zat melewati membran, terkait dengan
keluar masuknya zat dari dan ke sel. Kedua faktor adalah :
a.
Faktor perbedaan (gradien) kondisi fisik luar dengan dalam sel (jaringan). (Perbedaan
sistem di luar dan di dalam sel). Perbedaan yang menjadi sumber tenaga
penggerak (energi kinetik) zat, yaitu meliputi :
1)
gradien kandungan air (beda potensial air)
2)
gradien suhu
3)
gradien kelembaban
4)
gradien tekanan
5)
gradien konsentrasi zat yang terlarut dalam air
b.
Permeabilitas membran terhadap zat-zat.
Zat-zat
yangkeluar masuk dari dan ke sel akar atau daun dapat berupa :
1)
Gas-gas : Uap H2O, O2, CO2, H2S, N2, dst
2)
Air
3)
Ion-ion, yaitu kation (ion positip) dan anion (ion negatif)
Zat-zat
yang keluar masuk sel akar atau daun dapat berupa (1) gas-gas, (2) air dan (3)
ion-ion. Sifat dari ketiga golongan zat tersebut berbeda, maka permeabilitas membran
terhadap zat-zaat tersebut juga berbeda. Karena itu cara penyerapannya juga
berbeda.
Seperti
telah diuraikan di atas, bahwa difusi terjadi karena adanya perbedaan konsentrasi,
suhu atau tekanan. Difusi akan terus berlangsung selama perbedaan tersebut
masih ada. Demikian pula air akan terus terserap ke dalam tubuh tumbuhan selama
ada perbedaan kadar atau tekanan air antara tanah - jaringan – udara.
3.
Apakah arti osmosis yang sebenarnya ?
Difusi
terjadi pada semua jenis zat, termasuk gas-gas, ion-ion dan air. Masuknya air
dari luar ke jaringan akar juga merupakan peristiwa difusi. Air bergerak dari
daerah yang airnya lebih banyak ke daerah yang airnya lebih sedikit. Kandungan
air dalam tanah relatif tidak terbatas (potensial air sebesar-besarnya = mendekati
0) daripada air jaringan akar. Adanya perbedaan kadar air ini mendorong air
berdifusi masuk ke dalam akar. Air yang masuk ke dalam akar akan mengisi
ruang-ruang antar sel atau masuk ke dalam sel. Air dapat masuk ke dalam sel-sel
akar setelah air menembus dinding dan membran sel. Proses air yang bergerak
menembus membran sel inilah yang disebut osmosis. Dengan kata lain, osmosis
adalah difusi zat menembus membran sel.
4.
Bagaimana kondisi sel yang berada pada
lingkungan hipertonik, isotonik, maupun hipotonik ?
Larutan hipertonik
Jika sel
tumbuhan diletakkan di
larutan garam terkonsentrasi (hipertonik), sel tumbuhan akan kehilangan air dan
juga tekanan turgor, menyebabkan sel tumbuhan lemah. Tumbuhan
dengan sel dalam kondisi seperti ini layu. Kehilangan air lebih banyak akan
menyebabkan terjadinya plasmolisis: tekanan terus berkurang sampai di suatu
titik di mana protoplasma sel terkelupas dari dinding
sel, menyebabkan adanya jarak antara dinding sel
dan membran. Akhirnya cytorrhysis - runtuhnya seluruh dinding
sel - dapat terjadi.
Larutan hipotonik
adalah
suatu larutan dengan konsentrasi zat terlarut lebih rendah (tekanan osmotik
lebih rendah) dari pada yang lain sehingga air bergerak ke dalam sel. Dengan
menempatkan sel dalam lingkungan hipotonik, tekanan osmotik menyebabkan
jaringan mengalirkan air ke dalam sel, sehingga menyebabkan sel pecah dan tidak
berfungsi.
Larutan
isotonik
Larutan
isotonik adalah suatu larutan yang mempunyai konsentrasi zat terlarut yang sama
(tekanan osmotik yang sama) seperti larutan yang lain, sehingga tidak ada
pergerakan air.Larutan isotonik dengan larutan pada sel tidak melibatkan
pergerakan jaringan molekul yang melewati membran biologis tidak sempurna.
Larutan – larutan yang tersisa dalam kesetimbangan osmotik yang berhubungan
dengan membran biologis tertentu disebut isotonik. Ini berbeda dengan larutan –
larutan iso-osmotik yang tidak melibatkan pergerakan jaringan molekul ketika
dipisahkan oleh membran semipermeabel. Hal ini juga berbeda dengan larutan
hipertonik ataupun larutan hipotonik.
5.
Apakah suhu berpengaruh pada difusi dan
osmosis ?
Setiap
zat cenderung dalam keadaan bergerak. Tenaga gerak semakin besar pada suhu yang
semakin tinggi, sehingga gerak zat akan semakin cepat. Coba perhatikan saat
kita memanaskan air. Molekul air akan bergerak semakin cepat bikla akan semakin
panas. Adanya gerakan zat ini dapat menjadi salah satu pendorong masuknya zat
ke dalam akar.
6.
Bagaimana rumus untuk menghitung nilai
osmosis ? apakah itu mutlak bagi semua zat ?
PERSAMAAN VAN’T HOFF
Jacobus Van’t Hoff
menemukan hubungan antara tekanan osmotik larutan dan persamaan gas ideal,
yaitu :
P V = nRT
P = nRT/ V
M = n/V
Maka persamaan dapat
ditulis : P = MRT
Tekanan osmotik biasa
dilambangkan dengan lambang ∏(phi) maka rumus diatas cenderung ditulis sebagai:
∏ = nRT/ V atau
∏ = MRT
Persamaan diatas digunakan untuk larutan non-elektrolit. Untuk larutan elektrolit digunakan faktor Van’t Hoff yang dilambangkan dengan i.
Persamaan diatas digunakan untuk larutan non-elektrolit. Untuk larutan elektrolit digunakan faktor Van’t Hoff yang dilambangkan dengan i.
Maka persamaannya
ditulis ;
∏ = nRTi/ V
atau ∏ = MRTi
Faktor Van’t Hoff
: i = 1 + (n’ – 1)α
Ket : n’ = jumlah ion
yang dihasilkan
α = derajat ionisasi
Keterangan :
∏ = Tekanan osmotik
(atm)
n = Jumlah mol
zat terlarut (gr/Bm)
V = Volume larutan (l)
M = Molaritas larutan
T = Suhu larutan
(K)
R = Tetapan gas
(0.082 L.atm/K.mol)
i = Faktor
Van’t Hoff
7.
Bagaimana plasmolisis dan plasmoptisis
terjadi ?
Jika sel
tumbuhan diletakkan di
larutan garam terkonsentrasi (hipertonik), sel tumbuhan akan kehilangan air dan
juga tekanan turgor, menyebabkan sel tumbuhan lemah. Tumbuhan
dengan sel dalam kondisi seperti ini layu. Kehilangan air lebih banyak akan
menyebabkan terjadinya plasmolisis: tekanan terus berkurang sampai di suatu
titik di mana protoplasma sel terkelupas dari dinding
sel, menyebabkan adanya jarak antara dinding sel
dan membran.
Akhirnya cytorrhysis - runtuhnya
seluruh dinding sel - dapat terjadi. Ada beberapa mekanisme di dalam sel
tumbuhan untuk mencegah kehilangan air secara berlebihan, juga mendapatkan air
secara berlebihan, tetapi plasmolisis dapat dibalikkan jika sel diletakkan di
larutan hipotonik. Proses sama pada sel hewan disebut krenasi.
8.
Apakah yang dimaksud dengan imbibisi ?
Imbibisi
adalah peristiwa penyerapan air oleh permukaan zat-zat yang hidrofilik, seperti
protein, pati, selulosa, agar-agar, gelatin, liat dan lainnya yang menyebabkan
zat tersebut dapat mengembang setelah menyerap air. Kemampuan untuk menyerap
air misalnya pada biji biasa disebut dengan potensial imbibisi dan prosesnya
disebut dengan imbibisi.
9.
Berilah 3 contoh peristiwa imbibisi !
Biji
kacang tanah akan menggelembung jika direndam air hangat kemudian dijemur akan
kempis kebali karena air meninggalkan pori-pori kulit kacang.
Akar
menyerap air dari tanah dapat dikatakan imbibisi.
Spon
yang menyerap air dapat pula dikatakan peristiwa imbibisi.
10.
Bagaimana peran difusi, osmosis, dan
imbibisi dalam kehidupan tanaman ?
Untuk
hidup, tumbuhan membutuhkan air, gas-gas serta zat-zat hara yang diambil dari
lingkungannya. Tumbuhan memiliki akar, batang dan daun dengan fungsinya
masing-masing. Pada umumnya, air dan zat-zat hara tanah diserap melalui akar.
Sebagian zat yang lain terutama gas O2 dan CO2, diserap melalui daun.
Selanjutnya, zat-zat tersebut akan dibawa ke daun karena daun merupakan pusat
aktivitas penyusunan zat-zat yang dibutuhkan tumbuhan. Terdapat tiga cara zat
dibawa atau diserap tanaman, yaitu :
1)
Difusi sederhana. Khusus untuk difusi air lewat membran disebut osmosis.
2)
Difusi dengan fasilitasi,
3)
Transpor aktif.
Imbibisi
juga menggunakan dasar dari difusi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar